Bagikan:

JAKARTA - Pasukan Rusia bergerak maju di Ukraina selatan dan telah menembus sebagian garis pertahanan Ukraina kurang dari 50 km (31 mil) di tenggara kota Zaporizhzhia.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah merebut desa Stepove di wilayah Zaporizhzhia, dan menerobos garis Ukraina.

Yuri Podolyaka, salah satu blogger militer pro-Rusia yang paling berpengaruh, mengatakan pasukan Rusia juga telah menerobos masuk ke desa terdekat, Maly Shcherbaky.

"Unit kami telah menerobos garis pertahanan pertama di arah Zaporizhzhia," kata Podolyaka dilansir Reuters, Senin, 17 Maret.

Rusia pada Minggu mencoba mengusir tentara Ukraina terakhir dari Rusia bagian barat, setelah serangan selama tujuh bulan oleh Ukraina.

Diberitakan sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mendesak pemimpin Kremlin Vladimir Putin menyelamatkan pasukan Ukraina yang diusir Rusia dari wilayah Kursk.

Trump mengunggah di media sosial setelah utusannya, Steve Witkoff, mengadakan pertemuan panjang dengan Putin pada Kamis malam di Moskow yang digambarkan Trump sebagai "sangat baik dan produktif".

"Ada kemungkinan besar bahwa perang yang mengerikan dan berdarah ini akhirnya akan berakhir," kata Trump, merujuk pada usulan gencatan senjata AS yang diterima Ukraina pekan ini dan sedang dipertimbangkan oleh Rusia.

"Saya telah meminta dengan sungguh-sungguh kepada Presiden Putin agar nyawa mereka diampuni. Ini akan menjadi pembantaian yang mengerikan, yang tidak pernah terjadi sejak Perang Dunia II. Semoga Tuhan memberkati mereka semua!!!,” sambung Trump.

Analis militer mengatakan pasukan Ukraina di Kursk hampir terputus setelah kehilangan wilayah dengan cepat di tempat yang sebelumnya menjadi satu-satunya pijakan mereka di wilayah Rusia.

Putin menuduh pasukan Ukraina melakukan kejahatan terhadap warga sipil di Kursk, sesuatu yang dibantah Kyiv.

Namun, presiden Rusia mengatakan ia memahami seruan Trump untuk mempertimbangkan pertimbangan kemanusiaan.

"Dalam hal ini, saya ingin menekankan bahwa jika (pasukan Ukraina) meletakkan senjata dan menyerah, mereka akan dijamin hidup dan diperlakukan dengan baik sesuai dengan hukum internasional dan hukum Federasi Rusia," kata Putin dilansir Reuters, Sabtu, 15 Maret.