JAKARTA - Serangan udara Israel menewaskan tiga warga Palestina di Jalur Gaza, kata petugas medis. Di sisi lain, tidak ada tanda-tanda kemajuan dalam perundingan gencatan senjata yang diperbarui.
Petugas medis mengatakan ketiga orang itu tewas di dekat kamp Bureij di pusat daerah Palestina yang hancur akibat rudal yang ditembakkan dari pesawat tanpa awak.
Militer Israel tidak segera memberi pernyataan.
Di Rafah, di Jalur Gaza selatan, petugas medis mengatakan tiga orang terluka dalam serangan udara lainnya.
Warga Rafah melaporkan seringnya terjadi penembakan oleh pasukan Israel yang ditempatkan di daerah yang berdekatan dengan perbatasan di dalam batas kota.
Pertumpahan darah yang terus-menerus menggambarkan rapuhnya perjanjian gencatan senjata tiga tahap antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.
Israel ingin memperpanjang fase pertama gencatan senjata, usulan yang didukung oleh utusan AS Steve Witkoff. Hamas mengatakan akan melanjutkan pembebasan sandera hanya di bawah fase kedua yang akan dimulai pada tanggal 2 Maret.
"Hamas telah mematuhi sepenuhnya perjanjian tersebut, sementara pendudukan (Israel) tidak mematuhi beberapa klausul. Mereka (Israel) berusaha menggagalkan perjanjian tersebut dan memberlakukan persyaratan baru," kata juru bicara Hamas Abdel-Latif Al-Qanoua pada Senin, 17 Maret, dilansir Reuters.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Sabtu pekan lalu, para negosiator telah diinstruksikan untuk siap melanjutkan pembicaraan berdasarkan tanggapan mediator terhadap proposal AS untuk pembebasan 11 sandera yang masih hidup dan setengah dari tawanan yang telah meninggal.
BACA JUGA:
Sementarra Hamas menyatakan mereka setuju untuk membebaskan tentara Amerika-Israel Edan Alexander dan empat jenazah sandera jika Israel setuju untuk segera memulai pembicaraan mengenai pelaksanaan tahap kedua perjanjian tersebut.
Israel menuduh Hamas melancarkan "perang psikologis" terhadap keluarga para sandera.
Perang tersebut dimulai ketika Hamas memimpin serangan lintas perbatasan ke Israel selatan pada tanggal 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menangkap 251 sandera, menurut penghitungan Israel.