Bagikan:

JAKARTA  - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengatakan generasi muda dan akselerasi teknologi yang mampu dimanfaatkan dengan baik merupakan kunci untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen dan Astacita.

“Astacita harus kita dukung penuh. Bonus demografi harus bisa ditangkap dan kita semua harus bisa bersinergi dengan pemerintah. Sesama anak muda harus saling mendukung dan bergandengan tangan,” kata Wapres Gibran dalam acara Buka Puasa Bersama Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) di Jakarta, Senin, 17 Maret, dilansir ANTARA.

Wapres Gibran mengatakan bonus demografi yang dimiliki Indonesia pada periode tahun 2020-2030 merupakan kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan baik karena mayoritas penduduk berada di usia produktif.

“Ini kesempatan kita untuk meningkatkan produktivitas dalam negeri dan peluang menuju Indonesia Emas. Saya ingatkan kesempatan ini hanya datang satu kali dan tidak terulang lagi. Yang bisa menuju ke sana adalah yang bekerja keras, fokus dan berani melakukan lompatan,” ujar dia.

Menurutnya, di saat bersamaan Indonesia juga tengah berada dalam berbagai tantangan dunia seperti gejolak geopolitik, hingga krisis energi. 

Wapres menilai di sinilah anak muda dengan segala inovasinya memiliki peran penting.

“Ini tantangan besar dan tidak mudah untuk dihadapi. Untuk menghadapinya, dibutuhkan inovasi, terobosan baru dan biasanya yang paling jago dan "out of the box" adalah anak-anak muda. Terlebih, kemajuan teknologi tidak bisa dihindari lagi,” kata Gibran.

Selain itu, Wapres juga turut mengajak para pengusaha muda di Hipmi untuk ikut serta dan terlibat untuk memajukan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Hipmi adalah salah satu perkumpulan yang memiliki peran strategis untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Fokus pada industri padat karya, dan jangan lupa untuk menggandeng nelayan, petani, UMKM dan mendukung kemajuan teknologi dan hilirisasi,” kata Gibran.

“Dengan hilirisasi, kita akan meningkatkan nilai tambah dalam negeri, membuka lapangan kerja seluas-luasnya, dan keluar dari middle income trap. Lalu dalam menjalankannya kita harus mengedepankan aspek lingkungan, sosial dan keberlanjutan,” ujarnya.