Bagikan:

JAKARTA - Dinas keamanan SBU Ukraina mengklaim menyerang jalan dan jembatan rel yang menghubungkan Rusia dan semenanjung Krimea di bawah permukaan air dengan bahan peledak.

SBU mengklaim menggunakan 1.100 kilogram bahan peledak yang diledakkan pada dini hari dan merusak pilar bawah air jembatan tersebut, yang merupakan rute pasokan utama bagi pasukan Rusia di Ukraina di masa lalu.

Media resmi Rusia yang menyediakan pembaruan status rutin mengenai jembatan tersebut mengatakan operasinya telah ditangguhkan selama sekitar tiga jam antara pukul 4 pagi hingga 7 pagi waktu setempat.

Tidak disebutkan alasan penutupan sementara tersebut, tetapi mengatakan jembatan tersebut telah dibuka kembali dan berfungsi seperti biasa.

"Sebelumnya, kami menyerang Jembatan Krimea dua kali, pada tahun 2022 dan 2023. Jadi hari ini kami melanjutkan tradisi ini di bawah air," kata SBU dalam pernyataannya dilansir Reuters, Selasa, 3 Juni.

SBU membagikan rekaman video yang menunjukkan ledakan di samping salah satu dari banyak pilar penyangga jembatan.

Reuters berhasil mengonfirmasi lokasi tersebut dari struktur dan elemen penyangga jembatan yang cocok dengan citra satelit dan berkas di area tersebut.

Para blogger militer Rusia mengatakan serangan itu tidak berhasil dan berspekulasi serangan itu dilakukan oleh pesawat nirawak laut Ukraina.

Pada Minggu, Ukraina meluncurkan pesawat nirawak dalam operasi dengan nama sandi "Jaring Laba-laba" untuk menyerang pesawat pengebom jarak jauh Rusia yang berkemampuan nuklir di lapangan udara yang jauh di seluruh Rusia.

Jembatan Krimea sepanjang 19 km (12 mil) di atas Selat Kerch adalah satu-satunya penghubung langsung antara jaringan transportasi Rusia dan semenanjung Krimea, yang dianeksasi Moskow dari Ukraina pada tahun 2014.

Jembatan itu merupakan proyek utama Presiden Rusia Vladimir Putin.

Jembatan itu terdiri dari jalan raya dan rel kereta api yang terpisah, keduanya ditopang oleh panggung beton, yang memberi jalan bagi bentang yang lebih lebar yang ditopang oleh lengkungan baja di titik tempat kapal-kapal melewati antara Laut Hitam dan Laut Azov yang lebih kecil.

 

Jembatan itu digunakan oleh pasukan Rusia selama invasi mereka ke Ukraina pada bulan Februari 2022, ketika mereka menyeberanginya untuk mencapai Krimea dan dari sana merebut sebagian wilayah Kherson selatan dan Zaporizhzhia tenggara Ukraina.