JAKARTA - Pemerintah China mendukung pengesahan resousi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyerukan gencatan senjata tanpa syarat dan permanen di Jalur Gaza.
"Adopsi rancangan resolusi dengan suara mayoritas yang besar mencerminkan seruan luar biasa dari masyarakat internasional. Kita tidak boleh membiarkan konflik di Gaza berlarut-larut dan bencana kemanusiaan terus berlanjut," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Jumat, 13 Juni dilansir ANTARA.
Resolusi yang diadopsi pada Kamis (12/6) itu mendapat dukungan dari 149 negara anggota PBB, sementara 12 negara anggota, termasuk Amerika Serikat, menolak dan 19 lainnya abstain.
"China menyerukan upaya untuk mempertahankan otoritas hukum internasional, dengan setia melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB yang relevan serta mendorong deeskalasi awal situasi di Gaza," tambah Lin Jian.
China, menurut Lin Jian, juga berupaya untuk mewujudkan solusi yang komprehensif, adil, dan langgeng untuk masalah Palestina berdasarkan solusi dua negara.
Dokumen yang baru disahkan Majelis Umum PBB tersebut menyatakan "menuntut gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen yang dihargai oleh semua pihak".
Resolusi juga menyerukan Israel untuk sesegera mungkin "mengakhiri blokade, membuka semua titik lintas perbatasan, dan memastikan bantuan kemanusiaan sampai kepada populasi sipil Palestina di seantero Jalur Gaza".
BACA JUGA:
Sementara itu, selain menyatakan penolakan terhadap resolusi, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Dorothy Camille Shea berkata bahwa PBB sebaiknya berfokus untuk membebaskan para sandera.
"Namun, PBB malah menyia-nyiakan waktu, energi, dan sumber daya yang berharga untuk sebuah resolusi bias lainnya yang menguntungkan Hamas," kata Shea.
Selain AS, negara-negara lain yang menolak resolusi tersebut adalah Hungaria, Fiji, dan Argentina.