BOGOR – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menegaskan bahwa calon Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor yang akan dipilih harus memenuhi sejumlah kriteria penting. Selain berpengalaman, calon Sekda juga diharapkan memiliki kecakapan komunikasi, integritas tinggi, serta pemahaman mendalam terhadap arah pembangunan Kota Bogor ke depan.
"Pertama, harus mampu menjadi pembina ASN, artinya orang ini memang harus punya kecakapan komunikasi," ujar Dedie dalam keterangannya, Minggu, 16 Juni.
Menurut Dedie, pengalaman dan rekam jejak calon menjadi dasar utama dalam menilai kelayakan, namun tidak cukup hanya itu. Pemahaman calon terhadap arah kebijakan dan visi pembangunan Kota Bogor juga menjadi penentu.
"Yang paling penting buat saya sebenarnya adalah paham arah pembangunan Bogor ke depan seperti apa, dan tahu bagaimana menyusun langkah-langkah untuk mendukung kinerja kepala daerah dalam mewujudkan visi dan misi," ujarnya.
Dedie juga menekankan pentingnya integritas dan kecintaan terhadap Kota Bogor sebagai nilai tambah yang sangat krusial.
"Saya ingin calon Sekda adalah orang yang punya integritas, jujur, serta cinta dan paham Bogor. Itu saja," tegasnya.
Sebelumnya, tiga nama calon Sekda telah mengikuti sesi pertemuan dengan Wali Kota di Balai Kota Bogor pada Jumat pekan lalu. Mereka adalah Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Denny Mulyadi, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sri Nowo Retno, dan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspemkesra) Eko Prabowo.
Ketiganya telah melalui berbagai tahapan seleksi, termasuk wawancara langsung dengan Wali Kota. Meski demikian, Dedie mengaku belum mengambil keputusan final. Ia menyebut ketiganya memiliki keunggulan masing-masing, sehingga membutuhkan pertimbangan tambahan.
"Nilainya tipis-tipis. Saya perlu satu langkah lagi untuk menentukan siapa. Mungkin besok sore," ucap Dedie, tanpa mengindikasikan preferensi terhadap salah satu kandidat, baik dari segi gender maupun latar belakang.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Dedie menyebut posisi Sekda memiliki peran strategis, tidak hanya dalam pengelolaan anggaran, tetapi juga dalam menciptakan birokrasi yang solid dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
"Sekda itu pengelola anggaran. Harus punya pengalaman dan wawasan yang luas," tandasnya. Ia memastikan bahwa seluruh kandidat telah menunjukkan kesiapan, namun keputusan akhir tetap berada di tangan dirinya sebagai kepala daerah.