JAKARTA - Environmental Conversation Organization (Ecoton Foundation) melakukan studi yang menemukan terdapat kandungan mikroplastik tinggi pada beberapa merek teh celup di Indonesia.
Mikroplastik yang ditemukan di dalam teh celup tersebut berjenis fiber.
“ECOTON menemukan mikroplastik jenis fiber pada sampel teh celup dengan merek yang paling banyak diminati sepanjang tahun 2024. Di antaranya Teh Celup Sosro, Teh Poci, Sari Murni, Sariwangi, dan Tong Tji,” isi unggahan Ecoton Foundation di Instagramnya @ecoton.id, dikutip pada Jumat, 28 Maret 2025.
Disebutkan bahwa polimer yang ditemukan pada mikroplastik dalam teh celup tersebut adalah Polietine (PE) dan Nylon. Kedua bahan ini ditemukan pada penyusun lapisan teh celup.
Hal tersebut tentunya membahayakan bagi kesehatan para konsumen. Pada unggahannya, Ecoton menjelaskan bahwa mikroplastik yang dikonsumsi melalui teh celup diserap oleh tubuh pada saluran pencernaan.
Partikel kecilnya dapat menembus dinding usus dan masuk ke sirkulasi darah dan menyebar ke organ seperti otot, hati, ginjal, jantung, dan otak. Mikroplastik yang sudah masuk sulit dikeluarkan dari tubuh dan bisa menumpuk.
Penumpukan mikroplastik dapat menyebabkan peradangan, stres oksidatif, dan kerusakan sel. Pada dampak jangka panjang dapat menyebabkan peradangan terus berlangsung dan berisiko menyebabkan kematian sel (apoptosis).
Sementara itu, dikutip dari The Unwrapped, paparan mikroplastik pada manusia tidak hanya melalui teh celup, tetapi bisa dari berbagai hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Mulai dari sampah plastik, produk kecantikan, pakaian, ban kendaraan, hingga polusi.
Dampak lainnya dari mikroplastik dapat memicu risiko kesehatan seperti gangguan pencernaan dan penyerapan nutrisi, gangguan pernapasan, kerusakan organ, gangguan hormonal, penyakit kronis seperti kanker, hingga penyakit autoimun.
BACA JUGA:
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk masyarakat mengurangi penggunaan plastik semaksimal mungkin dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan langkah dasar yang bisa dilakukan untuk mencegah paparan mikroplastik yang berpotensi membahayakan tubuh di kemudian hari.
“Kita semua harus berhenti menggunakan plastik sebanyak mungkin untuk melindungi kesehatan kita, terutama plastik sekali pakai,” kata Desiree LaBeaud, MD, dokter penyakit menular pediatrik di Standford Medicine, dikutip dari laman Standford Medicine, pada Jumat, 28 Maret 2025.