Bagikan:

JAKARTA - Bagi banyak orang, pagi belum lengkap tanpa secangkir kopi. Selain membangkitkan semangat, kopi juga sering kali memicu keinginan buang air besar (BAB) hanya dalam hitungan menit. Apakah Anda pernah bertanya-tanya kenapa ini bisa terjadi?

Ternyata, ada penjelasan ilmiah di balik fenomena ini. Para dokter, termasuk ahli gastroenterologi mengungkapkan bahwa kopi punya efek langsung terhadap sistem pencernaan.

Saat Anda tidur, sistem pencernaan pun ikut beristirahat. Ketika Anda bangun dan meneguk kopi pertama di pagi hari, tubuh akan bereaksi cepat. Kopi memicu kontraksi otot-otot di sistem pencernaan, gerakan ini disebut peristaltik yang membantu menggerakkan makanan dan kotoran menuju usus besar.

Menurut ulasan dalam jurnal Nutrients tahun 2020, efek ini bisa dimulai hanya dalam waktu empat menit setelah Anda minum kopi.

Selain merangsang otot, kopi juga memicu produksi hormon tertentu termasuk gastrin, yakni hormon yang membantu menggerakkan makanan di saluran cerna.

“Kopi bisa menyebabkan gerakan usus karena mengandung asam yang meningkatkan hormon gastrin,” ujar Dr. Andrew Boxer, ahli gastroenterologi asal New Jersey, dikutip dari laman Eating Well.

"Gastrin menstimulasi kontraksi otot otomatis di lambung yang dapat memicu aktivitas usus besar," tambahnya.

Tak berhenti di situ, kafein dalam kopi juga meningkatkan hormon pencernaan lain seperti cholecystokinin (CCK) dan motilin. Hormon-hormon ini mempercepat pergerakan usus dan produksi empedu, yang membuat proses pencernaan dan pengeluaran kotoran jadi lebih cepat.

“Kafein meningkatkan hormon-hormon pencernaan seperti CCK, gastrin, dan motilin yang dapat meningkatkan pergerakan usus dan membantu kontraksi otot," jelas Dr. Boxer.

Pagi hari adalah waktu ketika sistem pencernaan paling aktif. Menurut studi dari Journal of Clinical Gastroenterology tahun 2020, tubuh secara alami beralih dari ritme malam ke kondisi aktif di pagi hari. Maka, minum kopi saat itu bisa menghasilkan efek BAB yang lebih cepat dibanding waktu lain dalam sehari.

Faktor seperti kandungan kafein dan kekuatan seduhan kopi juga bisa memengaruhi dorongan untuk BAB. Kopi panas biasanya punya kadar kafein standar, sedangkan kopi dingin (cold brew) sering kali lebih pekat dan bisa memberikan efek lebih kuat terhadap sistem pencernaan.

Meski kafein adalah faktor utama, kopi tanpa kafein pun ternyata masih bisa memicu BAB. Sebuah tinjauan tahun 2022 dalam jurnal Nutrients menyebutkan kopi tanpa kafein tetap mengandung senyawa yang dapat merangsang pergerakan usus.

“Kafein merangsang otot-otot dalam sistem pencernaan, termasuk usus besar, yang dapat meningkatkan pergerakan tinja melalui usus dan mengakibatkan buang air besar lebih sering." kata Dr. Danielle Kelvas.

Sekilas, kopi terlihat seperti solusi praktis untuk sembelit. Namun terlalu bergantung pada kopi bisa menimbulkan efek samping, seperti kram perut, diare, hingga gangguan tidur akibat konsumsi kafein berlebihan.

Selain itu, konsumsi kafein yang tinggi dapat memengaruhi tekanan darah. Studi dalam jurnal Nutrients tahun 2021 menunjukkan bahwa kafein dapat meningkatkan tekanan darah sistolik. Meski begitu, penelitian lain pada tahun 2023 di Current Problems in Cardiology menyebutkan bahwa beberapa orang mungkin akan mengalami toleransi terhadap efek tersebut.