Bagikan:

JAKARTA - Ramadan tahun ini menjadi momen penuh makna bagi Denada. Ia membagikan kisah harunya saat bisa menjalani ibadah puasa dan salat bersama putrinya, Aisyah, di Singapura. Denada mengungkapkan rasa syukurnya atas momen kebersamaan itu.

"Yang paling seru kemarin sih Ramadan ya bisa berdua di Aisyah di Singapura, bisa pertama kali salat berdua sama dia, itu menurut aku yang dekat juga yang di tahun ini aku syukuri sekali," ujar Denada di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Rabu, 9 April.

Menurut Denada, tahun ini Aisyah menunjukkan semangat yang lebih besar dalam menjalankan ibadah Ramadan.

"Alhamdulillah tahun ini dia puasanya lebih giat di bulan Ramadan. Sebenarnya dia belajar puasa udah dari beberapa tahun lalu ya tapi tahun ini jadi lebih rajin puasanya terus udah gitu dia alhamdulillah salatnya jadi lebih rajin juga," sambungnya.

Meski berada di luar negeri, Denada dan Aisyah tetap merayakan suasana Ramadan semampu mereka, meskipun terasa berbeda dengan di Indonesia.

"Ya di sana (Singapura) nggak ada takbiran, kalau di sini (Indonesia) seru ada takbiran. Mungkin ada tapi kita nggak merasakan kayak di sini. Pagi-pagi subuh bangun, salat subuh, makan sarapan, terus kita jalan kaki kebetulan nggak jauh dari tempat kita tinggal," ucap Denada.

Ia juga menceritakan momen kecil yang sangat berkesan saat berjalan bersama Aisyah selepas salat.

"Pulang dari situ temani dia jajan ke toko roti gitu, kita pulang lewat jalan lain. Itu adalah pengalaman pertama kali kita, pertama kali aku merasakan momen seperti itu sama Aisyah," imbuhnya.

Namun, Ramadan tahun ini juga membawa kesedihan mendalam bagi Denada karena untuk pertama kalinya ia menjalani hari raya tanpa sang ibu, Emilia Contessa.

"Terus ini Ramadan pertama tanpa mama ya cuma biasanya hari lebaran sejak tahun 2018 sejak kita pindah ke Singapura hari lebaran itu selalu kita rayakan dengan bervideo call-an (dengan mama), di tahun ini kan itu tidak bisa kita lakukan lagi, jadi sedih," ungkap Denada.

Meski demikian, Denada tetap bersyukur atas segala nikmat yang ia terima, khususnya kesehatan putrinya.

"Aku senang banget walaupun sedih, jujur waktu salat itu sebenarnya kayak berkecamuk gitu. Di satu sisi bahagia, bersyukur banyak yang Allah berikan, salah satunya Aisha sehat seperti sekarang," katanya.

"Tapi di sisi lain ada juga hal yang aku sedih kayak nggak ada mamah. Tapi nggak apa-apa, namanya hidup berjalan," tandas Denada.