YOGYAKARTA – Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) sedang disorot setelah viral kasus rudapaksa yang dilakukan dokter residen atau dokter PPDS Universitas PAdjadjaran prodi Anestesi di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. Pemerkosaan tersebut terjadi ketika korban sedang menjaga orang tuanya yang sedang sakit.
Lantas, apa yang dimaksud dengan PPDS? Apa saja tugasnya? Berapa lama waktu PPDS? Simak informasinya dalam artikel berikut ini.
Apa itu PPDS?
Dikutip dari laman resmi Universitas Andalas, PPDS adalah program pendidikan untuk menyiapkan dokter umum menjadi dokter spesialis di bidang tertentu, seperti dokter spesialis anak, dokter spesialis anestesi, bedah, jantung, dan lain sebagainya.
Dokter umum tidak wajib mengambil PPDS, sebab program ini sifatnya pilihan bagi masing-masing dokter.
Akan tetapi, dokter umum yang mengambil program PPDS berkesempatan mempelajari ilmu-ilmu kedokteran secara lebih spesifik. Selain itu, PPDS juga dapat menunjang karier dari dokter itu sendiri.
PPDS tidak sama dengan Program Magister. Meski begitu, dokter boleh mendaftar kuliah S2 dan Program Spesialis pada waktu bersamaan.
BACA JUGA:
Apa Tugas Dokter PPDS?
Dokter PPDS (juga dikenal sebagai dokter residen) bekerja di rumah sakit untuk melanjutkan pendidikan dan pelatihan mereka di bidang kedokteran yang terspesialisasi.
Dokter PPDS bisa bekerja di berbagai departemen rumah sakit seperti unit perawatan intensif, departemen gawat darurat, ruang operasi, dan bangsal pasien umum. Mereka juga dapat ditempatkan di unit rawat jalan.
Berapa Lama Waktu PPDS?
Durasi pendidikan dokter residen alias dokter PPDS bervariasi, mulai dari 5 semester (2,5 tahun) hingga 10 semester (5 tahun), tergantung pada jenis spesialisasi yang dipilih.
Dikutip dari buku Kuliah Jurusan Apa? Kedokteran karya Wulan Mulya Pratiwi dan Welly Elvandari, berikut detail durasi pendidikan dokter PPDS:
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak (PPDS IKA): 8 Semester (4 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi: 7 semester (3,5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Andrologi: 6 semster (3 tahun)
- Program pendidikan Dokter Spesialis Bedah: 10 Semester (5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Anak : 10 semester (5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis bedah Mulut dan Maksilofasial: 10 semsester (5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskuler: 10 semester (5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Plastik: 10 semester (5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Syaraf: 11 semester (5,5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedaruratan Medik: 8 semester (4 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Forensik: 6 semester (3 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Farmakologi Klinik: 6 semester (3 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah: 10 semester (5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi: 8 semester (4 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Konservasi Gigi: 10 semester (5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Gigi Anak: 10 semester (5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa atau Psikiatri: 8 semester (4 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin: 7 semester (3,5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir: 7 semester (3,5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga: 7 semester (3,5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Mata: 7 semester (3,5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik: 6 semester (3 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi: 9 semester (4,5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi: 6 semester (3 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi: 7 semester (3,5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Spesialis Ortodonti: 5 semester (2,5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi: 9 semester (4,5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Paru: 9 semester (4,5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Periodonsia: 10 semester (5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Anatomi: 6 semester (3 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam: 9 semester (4,5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik: 8 semester (4 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Mulut: 10 semester (5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Prostodonsia: 10 semester (5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Radiologi: 7 semester (3,5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik: 7 semester (3,5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi: 5 semester (2,5 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Saraf: 8 semester (4 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher: 8 semester (4 tahun)
- Program Pendidikan Dokter Spesialis Urologi: 10 semester (5 tahun)
Demikian informasi tentang berapa lama waktu PPDS. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.