JAKARTA - Penyanyi dan aktris Aura Kasih membagikan kisah perjalanan hidupnya yang penuh lika-liku, termasuk pengalaman pahit menghadapi fitnah dan gosip yang sering datang dari sesama perempuan. Dalam sebuah perbincangan penuh makna, Aura mengungkapkan bahwa banyak ujian yang ia hadapi justru datang dari kalangan yang seharusnya saling mendukung.
"Dalam proses perjalanan itu tersebut seringkali juga saya mengalami fitnah, gosip, perkataan yang buruk dari orang-orang. Terutama paling banyak itu sebenarnya dari perempuan, Ustaz. Itu sering sekali. Jadi terkadang woman support woman itu terkadang ada, terkadang tidak," ujar Aura Kasih dikutip VOI dari YouTube TransTV Official, Minggu, 1 Juni.
Ia melanjutkan bahwa pengalaman tersebut bukan hanya sekali dua kali, namun berulang kali ia merasa disudutkan oleh sesama perempuan.
"Dan kebetulan terjadi di saya itu banyak hal yang memang perkataan-perkataan yang tidak enak itu dari perempuan biasanya," lanjutnya.
Aura juga menyinggung soal penilaian orang berdasarkan penampilan luar. Ia mengaku kerap dianggap kurang baik hanya karena belum mengenakan hijab.
"Sama seperti Ustaz tadi bilang, don't judge a book by its cover. Saya mungkin di sini yang memang masih belum berhijab. Itu akan jadi tolak ukur perempuan-perempuan yang memang sudah mungkin sudah berhijab. Jadi terlihatnya seperti tidak baiklah saya," tutur Aura Kasih.
Lebih jauh, Aura membagikan momen titik balik dalam hidupnya ketika ia kembali memperdalam hubungan dengan Tuhan. Ia mengakui pernah merasa sangat lelah secara emosional dan spiritual.
"Saya belajar sholat lagi setelah sekian tahun. Saya berdialog sama Allah. Ya Allah, saya capek, saya tidak bisa mengandalkan kekuatan saya sendiri. Boleh tidak selesaikan saja? Itu dialog saya kepada Allah setiap saya sholat," ungkapnya.
Perasaan haru menyelimuti Aura saat ia menyadari bahwa setiap ujian dalam hidup adalah bentuk kasih sayang Tuhan, bukan hukuman.
"Itu saya terharu banget karena kadang kita sebagai manusia ego kita terlalu tinggi Ustaz. Sehingga kita lupa, kita dikasih masalah itu bukan Allah ingin kita menderita. Tapi Allah ingin kita belajar untuk yuk saya yang memberikan semuanya," bebernya.
Dari sanalah Aura mulai menyadari bahwa pencapaian terbesarnya bukan terletak pada materi atau kesuksesan duniawi.
"Di situ saya sadar, oh ya saya harus kembali lagi. Jadi kalau saya boleh curhat sedikit, pencapaian terbesar saya selama saya hidup 38 tahun. Bukan punya rumah, bukan punya karir yang bagus," sambungnya.
BACA JUGA:
Ia juga mengakui masa lalunya tidak selalu bersih dari kesalahan, namun kini ia berusaha memperbaiki diri.
"Saya juga bukan orang suci. Saya banyak melakukan kesalahan di masa lalu. Baik yang mungkin disadari atau tidak. Mungkin saya juga banyak dosa ke orang-orang yang mungkin secara sadar dan tidak berkenan," katanya.
Makanya dari situ saya belajar untuk memperbaiki ahlak. Saya belajar tasawuf Ustaz. Karena untuk memperbaiki ahlak, setelah itu saya memperbaiki ibadah saya," pungkas Aura.