JAKARTA – Sejarah hari ini, 11 tahun yang lalu, 9 Juni 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melantik Lukman Hakim Saifuddin sebagai Menteri Agama (Menag) yang baru. Lukman langsung berjanji akan mengubah citra Kemenag yang hancur karena kasus korupsi.
Sebelumnya, Kemenag tercoreng dengan isu korupsi dana dana haji 2012-2013. Menag, Suryadharma Ali dinyatakan terlibat. Rakyat Indonesia pun heboh. Alih-alih Suryadharma hadir sebagai pelindung keberagaman, ia malah jadikan kementerian ladang korupsi.
Kemenag hadir untuk mengakomodasikan kepentingan semua agama. Tujuannya untuk menghadirkan harmonisasi antar umat beragama. Segala macam konflik agama coba diredam. Sekalipun yang menjadi menteri muncul dari kalangan umat Islam.
Masalah muncul. Tugas seorang Menag bukan perkara mudah. Hal itu dibuktikan kala Suryadharma Ali jadi Menag. Kehadiran Suryadharma dianggap membawa angin baru dalam Kemenag. Ia dipercaya dapat berdiri di atas kepentingan semua agama.
Alih-alih berjalan baik, Suryadharma dianggap mementingkan kepentingan pribadi. Ia dianggap melakukan kejahatan korupsi. Kasusnya tak main-main. Ia diduga ikut bermain dalam korupsi dana haji tahun 2012-2013.
BACA JUGA:
Celah korupsinya karena Kemenag memiliki kewenangan, baik sebagai regulator maupun operator penyelenggaraan haji. Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK) mencium gelagat buruk Suryadharma. Akhirnya, Suryadharma ditetapkan KPK sebagai tersangka korupsi pada 22 Mei 2014.
Suryadharma terlibat dalam urusan penentuan petugas penyelengara ibadah haji (PPIH), pengangkatan petugas pendamping amirul hajj, pemondokan, dan memanfaatkan sisa kuota haji. Citra Suryadharma kian tercoreng.
Kondisi itu membuatnya segera bergerak untuk mengundurkan diri dari Menag pada 28 Mei 2014. Ia tak ingin citra buruknya memengaruhi rakyat Indonesia melihat pemerintahan SBY buruk semua.
"Itu saya serahkan semuanya kepada pihak KPK yang pada saat ini melakukan penyelidikan. Saya tidak bisa menjangkau terlalu detail, ke bawah, karena penyelenggaraan haji dengan total 194 ribu jemaah haji itu bukan pekerjaan yang mudah.”
"Itu juga ditanyakan kepada saya. Saya tidak tahu persis apakah ada permainan semacam itu yang dilakukan oleh Komisi VIII. Saya tidak tahu apakah ada anggota Komisi VIII yang melakukan bisnis-bisnis itu. Di situlah muncul persoalan, antara lain perumahan (pemondokan haji) yang dikategorikan jelek. Perumahan itu dimiliki satu orang dan kami diminta ambil atau tidak ambil semuanya. Tim perumahan kami merasa terdesak karena terikat waktu dan pesaing dari negara lain yang juga butuh rumah," kata Suryadharma sebagaimana dikutip laman ANTARA, 22 Mei 2014.

Kekosongan posisi Menag membuat Presiden SBY putar otak. Ia segera mencari kandidat yang tepat untuk mengisi posisi Menag yang kosong. Belakangan muncul nama Lukman Hakim Saifuddin. Politikus yang juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dianggap sosok yang tepat.
Puncaknya, SBY melantik Lukman sebagai Menag baru pada 9 Juni 2014. Ia dilantik di Istana Negara. SBY berharap Lukman segera bisa mengembalikan citra positif Kemenag. Bukan sebagai kementerian sarang korupsi.
Lukman pun mengamini keinginan SBY. Ia langsung saja memunculkan slogan baru Kemenag: Ikhlas Beramal. Slogan itu sebagai bentuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dan moral pegawai Kemenag.
"Jadikan ini ladang amal bagi kita semua, jadikan segala kiprah dalam menjalankan fungsi dan tugas itu bagian dari ibadah. Seluruh aktivitas kita dalam mengabdi di Kementerian Agama, saya ingin ajak semua dilandasi dengan motivasi ibadah. Budaya kerja di kementerian tidak mudah diubah, tapi tuntutan masyarakat luar biasa," ujar Lukman sebagaimana dikutip laman Tempo sehari setelah pelantikan, 10 Juni 2014.