Bryan May Ceritakan Ide Konyol Freddie Mercury Buat Queen

JAKARTA - Brian May (gitar) membagikan kisahnya bersama Freddie Mercury (vokal), yang menjadi rekan bermusiknya di Queen selama lebih dari dua dekade.

Dalam kenangannya, saat wawancara dengan MOJO baru-baru ini, May menyebut Mercury punya karakter unik yang saling bertentangan. May menyebut penyanyi yang dikenal mampu menjangkau nada hingga empat oktaf itu punya sikap pemalu dan sombong secara bersamaan.

"Jauh di lubuk hati, Freddie adalah salah satu orang paling pemalu yang pernah saya temui, tetapi dia sangat sombong sehingga Anda akan lupa," kata Brian May kepada outlet tersebut.

"Freddie selalu bersemangat, dan kegembiraannya akan menguasai. Dia sangat bersemangat sehingga dia hampir tidak bisa berbicara,” sambungnya.

Gitaris 77 tahun itu menuturkan, sang vokalis flamboyan itu juga kerap mengemukakan ide brilian yang akan disetujui seluruh personel Queen.

"Ide-ide Freddie tidak biasa, serta nakal dan berbeda. Dan kami cenderung mendukungnya". Tutur sang gitaris.

Namun, May menyebut tidak semua ide Mercury disetujui oleh seluruh personel. Menurutnya, ada ide sang vokalis yang terkesan konyol.

"Kadang-kadang ide yang ia bawa itu brilian, dan kadang-kadang tidak brilian,” katanya.

Pada suatu hari, kata May, Mercury datang dan memberitahukan idenya kepada para personel. Sang vokalis mengambil inspirasi dari Michael Jackson yang baru saja merilis album “Bad” (1987), dan ia menyarankan Queen untuk merilis album dengan judul “Good”.

Kemudian, May mengatakan, "Kami semua saling memandang dan berkata, 'Yah, mungkin kita harus memikirkannya, Freddie'. Itu bukan salah satu idenya yang menggemparkan dunia, tetapi jika dipikir-pikir, mungkin kami salah."

Dalam kesempatan yang sama, May mengakui bagaimana cara Mercury menyampaikan ide sebagai sesuatu yang tidak bisa ditiru.

"Setiap kali saya membawakan lagu baru untuk para personel (Queen), saya akan sangat gugup, berpikir, 'Mereka akan mengatakan itu sampah, mereka akan membencinya'. Saya selalu merasa malu dan meminta maaf. Itu tidak pernah hilang,” pungkasnya.