Bagikan:

JAKARTA - Gitaris Iron Maiden, Adrian Smith menyampaikan pendapatnya terhadap keberadaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam produksi musik.

Serupa dengan banyak pendapat musisi dari era yang sama, gitaris 68 tahun itu melihat bantuan AI dalam musik dengan pesimis.

Ketika ditanya kemungkinan dirinya menggunakan AI dalam menulis lagu, Smith mengatakan bahwa pikiran tersebut tidak pernah terlintas di kepalanya.

"Tidak mungkin. Saya tidak tahu. Saya bahkan tidak ingin memikirkannya,” kata Smith dalam wawancara terbaru dengan Andrew McKaysmith dari podcast Scars And Guitars.

Ia pun mengungkap seorang teman yang datang kepadanya dan menceritakan bahwa ada orang yang membuat lagu dengan bantuan AI dan dipersembahkan sebagai hadiah ulang tahun.

“Dan itu sungguh membingungkan. Itu seperti awal dari akhir. Maksud saya, media sosial sudah cukup buruk. Namun, ini hanyalah level yang berbeda,” ujarnya.

Bagi Smith, AI tidak akan memberi pengaruh terhadap meningkatnya kualitas musik sebagai suatu karya seni.

"Maksud saya, bahkan rekaman digital dan Pro Tools kini memungkinkan siapapun untuk membuat sesuatu. Anda dapat menyajikan sesuatu yang terdengar bagus, tetapi semuanya dilakukan oleh komputer,” ucap Smith.

“Setidaknya saya tumbuh dengan cara lama, dimana Anda harus benar-benar bermain di studio. Anda tidak dapat menyetelnya setelahnya. Jadi, itu membuat Anda lebih seperti seorang pengrajin. Rekaman digital kami gunakan karena praktis dan menghemat waktu serta uang,” imbuhnya.

Selain itu, sang gitaris juga bicara mengenai pengaruh media sosial dalam kehidupan manusia saat ini. Ia mengakui banyak orang telah kecanduan, termasuk dirinya sendiri.

“Mereka kecanduan. Saya juga ikut terhanyut seperti orang lain. Kadang-kadang hal itu menguasai hidup Anda. Anda dibombardir dengan semua hal yang Anda sukai. Semuanya datang dengan sangat mudah, terus muncul di feed Anda, semua hal yang Anda sukai, jadi Anda ada di sana,” tuturnya.

Dengan teknologi yang ada saat ini, Smith melihat orang-orang berada dalam lingkup yang tidak bisa mereka kendalikan. Ia bahkan mempertanyakan kebahagiaan yang didapat dari kemudahan teknologi.

"Saya pikir orang-orang bergerak jauh melampaui lingkup pribadi mereka, dengan mencoba mengubah hal-hal yang tidak dapat mereka kendalikan, karena mereka menyadarinya dan kemudian mereka merasa harus melakukan sesuatu tentang hal itu," kata Smith.

“Dan mereka berhenti melanjutkan dasar, melangkah maju, mencari nafkah, membayar pajak, dan menjalani hidup dengan bahagia. Dan itu – menurut saya itu tidak membuat orang bahagia,” tandasnya.